Teks Eksposisi : Tujuan, Unsur dan Pola

Teks eksposisi adalah rangkaian paragraf yang bertujuan untuk menyampaikan pendapat atau gagasan-gagasan pemikiran mengenai suatu topik. Teks ini hampir serupa dengan teks argumentasi karena sama-sama mengandung fakta dan pendapat.

Namun, tujuan utama dari teks ini adalah untuk memberikan informasi, sedangkan teks argumentasi memiliki tujuan untuk meyakinkan para pembaca. Teks eksposisi merupakan teks yang ini ke dalam teks nonfiksi karena isinya yang mengemukakan hal-hal yang bersifat ilmiah.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teks eksposisi ini, mari simak penjelasan berikut:

Tujuan Teks Eksposisi

Teks eksposisi

Dalam membuat sebuah teks eksposisi, terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh penulis, diantaranya:

  • Memberikan suatu informasi tertentu kepada pembaca.
  • Menyajikan pendapat atau argumen tentang suatu isu kepada pembaca.
  • Mengajak pembaca untuk melakukan suatu hal yang berhubungan dengan topik
  • Membeberkan pengetahuan secara mendetail juga jelas sehingga pembaca pun memahaminya.

Ciri-Ciri Teks Eksposisi

Teks eksposisi memeliki beberapa ciri-ciri. Setiap karya tulis pasti memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan teks lain. Berikut ini merupakan ciri dari teks ini, yakni:

  • Memberikan penjelasan tentang suatu topik, masalah, atau kejadian.
  • Bahasa yang digunakan lugas, baku, dan persuasif.
  • Mencakup jawaban dari “5W+1H”, yakni apa, di mana, siapa, kapan, mengapa, dan bagaimana.
  • Berisikan opini yang informatif
  • Menggunakan data dan fakta sehingga opini yang disampaikan pun semakin menguat.
  • Tidak memihak atau netral. Hal ini berarti penulis tidak bertujuan untuk meyakinkan pembaca.
  • Mengkaji permasalahan yang unik, terkini, atau penting.

Unsur-Unsur Teks Eksposisi

Terdapat dua unsur utama yang wajib ada dalam teks ini, yaitu gagasan dan fakta. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kedua unsur tersebut.

Gagasan dalam Teks Eksposisi

Gagasan kerap juga disebut sebagai ide atau pendapat. Gagasan merupakan pernyataan yang berisikan komentar, penilaian, saran, atau dorongan yang pada umumnya mengungkapkan pemikiran dari penulis teks tersebut.

Contoh:

Dalam sepuluh tahun yang akan datang, hutan di Pulau Sumatera akan habis akibat kebakaran jika pemerintah hanya berdiam diri saja.

Fakta dalam Teks Eksposisi

Secara sederhana, fakta dapat dimaknai sebagai sesuatu yang benar-benar nyata adanya. Fakta merupakan kondisi atau kejadian yang benar-benar ada dan terbukti kebenarannya. Fakta dapat difungsikan untuk memperkuat pendapat atau ide. Salah satu ciri fakta adalah berisi data-data yang akurat.

Contoh:

Hutan di Negara Indonesia mengalami penurunan luas hingga 64 juta hektar dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

Pola Pengembangan Paragraf Eksposisi

Dalam membuat sebuah teks eksposisi, terdapat empat pola yang biasa dipakai untuk mengembangkan pola tersebut, yakni pola umum-khusus, pola khusus-umum, pola ilustrasi, dan pola perbandingan. Di bawah ini merupakan penjelasan secara komprehensif mengenai empat pola pengembangan tersebut.

Pola umum-khusus

Pola umum-khusus atau pola deduksi merupakan pola pengembangan dimana pemikiran dimulai pada peristiwa-peristiwa yang bersifat umum kemudian ditarik menjadi kesimpulan yang khusus. Jika menggunakan pola pengembangan umum-khusus, informasi penting atau informasi umum akan dimuat pada bagian awal teks ini.

Pola Khusus-Umum

Pola khusus-umum disebut juga dengan pola induksi. Berbanding terbalik dengan pola deduksi, pola pembahasan ini dimulai dengan hal yang bersifat khusus yang kemudian diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.

Pola Ilustrasi

Secara istilah, kata “ilustrasi” dapat diartikan sebagai penggambaran. Oleh karena itu, penulis mencoba menggambarkan suatu topik yang berupa peristiwa secara lebih detail dan terperinci.

Pola Perbandingan

Pola perbandingan sering disebut juga sebagai pola analogi. Dalam menggunakan pola perbandingan, penulis mencoba membandingkan dua hal yang kondisinya serupa. Pola ini lebih menyorot tentang persamaan kedua hal tersebut ketimbang perbedaanya itu sendiri.

Struktur Teks Eksposisi

Teks eksposisi memiliki struktur dalam penulisannya. Pada umumnya, setiap teks pasti memiliki struktur yang berupa pembuka, isi, dan penutup. Untuk teks eksposisi, struktur tersebut disebut sebagai tesis, argumentasi, dan penegasan ulang. Berikut penjelasannya lebih lengkapnya

Tesis atau Pernyataan Umum

Tesis merupakan bagian awal dari rangkaian sebuah teks eksposisi. Bagian ini menjelaskan mengenai pandangan penulis secara umum dan mengenalkan topik yang akan dibahas lebih meluas di bagian selanjutnya.

Argumentasi

Argumentasi merupakan bagian isi dari sebuah teks eksposisi. Pada bagian kedua ini, penulis akan mengemukakan sejumlah pendapat atau argumen yang dirangkai sehingga menjadi lebih tegas. Argumen tersebut menjelaskan lebih mendetail tentang tesis yang sudah dijabarkan sebelumnya dan bisa berupa fakta.

Penegasan Ulang

Bagian penegasan ulang merupakan bagian akhir dari teks eksposisi yang berisikan kesimpulan. Dalam bagian ini, penulis memberikan kesimpulan yang bisa mewakili keseluruhan teks. Jadi dapat dikatakan bahwa penegasan ulang ini adalah rangkuman dari isi teks yang disusun seringkas mungkin.

Ciri Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi

Teks eksposisi-Ciri

Teks eksposisi memiliki ciri kebahasaan yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Kata Teknis

Kata teknis merupakan sebutan lain dari “istilah”. Kata teknis adalah kata ataupun frasa digunakan untuk mengungkapkan makna konsep, keadaan, sifat yang khas  atau proses dalam bidang tertentu. Contohnya, kata vaksinasi, konstipasi dan aneurisma merupakan padanan kata yang kerap digunakan dalam bidang kesehatan.

Hubungan Sebab-Akibat

Hubungan sebab dan akibat disebut juga sebagai hubungan kausalitas. Hubungan ini dapat ditunjukkan melalui konjungsi atau kata hubung. Konjungsi tersebut dapat berupa konjungsi intrakalimat (konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa) dan konjungsi antarkalimat (konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya) yang menyatakan sebab akibat. Mari simak contoh di bawah ini:

Contoh konjungsi kausalitas intrakalimat:

-Karena

-Sehingga

-Maka

-Sebab

Contoh konjungsi kausalitas antarkalimat:

-Oleh karena itu

-Oleh sebab itu

-Akibatnya

Hubungan Kronologis

Hubungan kronologis adalah hubungan yang menyatakan runtutan atau urutan. Hubungan kronologis bisa ditunjukkan dengan konjungsi penanda waktu. Contohnya “saat”, “ketika”, “sebelum”, dan “sesudah” untuk konjungsi intrakalimat. Untuk konjungsi antarkalimat yang menyatakan hubungan kronologis, contoh konjungsi yang digunakan adalah “lalu”, “kemudian”, “selepas itu”, dan “selanjutnya”.

Hubungan Pertentangan

Hubungan pertentangan dapat ditandai dengan adanya kata hubung penanda pertentangan, baik itu intrakalimat atau antarkalimat. Contohnya adalah “sedangkan”, “tetapi”, dan “melainkan” untuk konjungsi intrakalimat, dan “namun” atau “akan tetapi” untuk konjungsi antarkalimat.

Verba Mental

Verba merupakan sebutan lain dari kata kerja (verb). Kata kerja diartikan sebagai kata yang menunjukkan suatu proses. Lalu apa itu verba mental? Verba mental adalah kata kerja yang berupa persepsi, afeksi, serta koneksi.

Kata kerja mental yang berupa persepsi adalah kata kerja yang memiliki kaitan dengan pancaindra, contohnya mendengar, melihat, meraba, mengecap, dan meraba. Lalu, kata kerja mental afeksi adalah kata kerja yang mempunyai hubungan dengan sikap atau hal yang dirasakan oleh batin, contohnya adalah takut, benci, dan cinta.

Sedangkan kata kerja mental kognisi adalah kata kerja yang berhubungan dengan cara atau sistem berpikir atau yang berkaitan dengan logika, contoh kata kerja mental kognisi ini adalah memahami, berpikir, dan menggambarkan.

Kata Perujukan

Teks eksposisi merupakan teks yang membutuhkan data dan fakta didalamnya supaya gagasan yang disampaikan dapat menguat. Oleh karena itu, teks eksposisi juga mengandung kata perujukan. Contoh kata perujukan yang dimaksud adalah menurut data, merujuk pada, dan berdasarkan fakta.

Kalimat persuasif

Penulis teks eksposisi biasanya akan memasukan kata atau frasa persuasif yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca. Kata-kata persuasif yang digunakan biasanya bersifat halus dan tidak terlalu digambarkan dengan terang-terangan seperti yang terdapat pada sebuah teks pidato.

Jika dalam teks pidato, kata persuasinya yang dipakai berupa ajakan langsung seperti “ayo” atau “mari”. Sedangkan dalam teks eksposisi, contoh kata persuasif adalah seharusnya, semestinya, perlu, harus, sebaiknya, diharapkan, dan hendaknya.

Jenis-Jenis Teks Eksposisi

Teks eksposisi memiliki beberapa jenis. Berikut ini merupakan jenis-jenis dari teks ini, yakni:

  • Teks Eksposisi Definisi : Teks ini bertujuan untuk memberikan paparan mengenai definisi mengenai suatu topik tertentu.
  • Teks Eksposisi Proses : Jenis teks ini berisikan cara-cara atau langkah-langkah tentang melakukan atau membuat sesuatu secara lengkap dan runtut dari awal sampai akhir.
  • Teks Eksposisi Laporan : Teks ini berisikan pemaparan laporan hasil penelitian atau pengamatan.
  • Teks Eksposisi Ilustrasi : Teks ini adalah teks yang berusaha memberikan informasi atau penjelasan mengenai suatu topik dengan memberikan gambaran sederhana tentang satu topik dengan topik yang lain yang serupa. Kedua topik yang dibahas harus terfokus pada kesamaan, bukan perbedaannya.
  • Teks Eksposisi Perbandingan : Berisi rangkaian paragraf yang mengungkapkan gagasan utama melalui perbandingan. Eksposisi perbandingan membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan.
  • Teks Eksposisi Pertentangan :Teks ini berisi pertentangan antara suatu topik dengan topik yang lainnya.

Cara Membuat Teks Eksposisi

Teks eksposisi-cara Membuat

Teks eksposisi bagaimana cara membuatnya? Jika kamu ingin membuat teks ini dengan baik dan lebih mudah, mari simak rekomendasi cara di bawah ini:

Menentukan Topik

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat sebuah teks ini adalah menentukan topik atau tema. Untuk memudahkan proses pembuatan dan pengembangan teks eksposisi tersebut, kamu dapat mencari topik-topik menarik yang ada di sekitarmu.

Memilih data yang sesuai dengan tema

Setelah menentukan tema yang akan dipakai, selanjutnya kamu harus mencari data dan fakta yang berkenaan langsung dengan topik atau tema yang dipilih. Di era kemajuan digital sekarang, proses pencarian pun akan berjalan jauh lebih mudah dengan menggunakan internet sebagai medianya.

Tidak hanya itu, kamu juga dapat mencarinya melalui media cetak maupun observasi langsung juga wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat.

Membuat Kerangka Karangan

Meski terkesan sepele, proses membuat kerangka karangan sangat penting untuk dilakukan sebab akan memudahkanmu dalam mengembangkan isi teks atau paragraf. Kerangka karangan merupakan garis besar yang berisi poin-poin penting dari teks yang akan dikembangkan.

Mengembangkan Paragraf

Langkah selanjutnya yang dapat kamu lakukan setelah membuat kerangka karangan tersebut adalah mengembangkan garis besar yang sudah dirancangkan. Dari setiap ide pokok atau garis besar, buatlah kalimat penjelas yang mendukung gagasan utamanya. Pastikan pengembangan paragraf yang dilakukan harus bersifat objektif, informatif, dan juga masuk akal.

Kesimpulan

Teks eksposisi telah dibahas secara jelas. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi adalah teks yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada para pembacanya. Teks ini juga berfungsi untuk mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu.

Sebagai salah satu materi wajib yang terdapat di mata pelajaran Bahasa Indonesia, kita wajib memahami materi mengenai teks ini sehingga kegiatan belajar pun menjadi lebih mudah.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 635

No votes so far! Be the first to rate this post.

/* */